HIDDEN GEMS KULINER #1 : Kuliner Afrika

Hari Selasa kemarin (bukan weekend sih) itu tanggal merah karena perayaan Imlek. Buat teman-teman tersayang yang merayakan, saya ucapkan: “Xin Nian Kuai Le, Wan Shi Ru Yi, Gong Xi Fa Chai”. Di hari libur itu, saya memutuskan untuk wisata kuliner aja dan terbersit di pikiran ingin mencoba kuliner yang tidak biasa tapi halal. Setelah lumayan lama berpikir keras, muncul satu ide: Kuliner khas Afrika!

Sebenarnya dari beberapa minggu lalu saya ingin mencoba kuliner khas Afrika di Jl. K.S. Tubun Raya no. 66 ini tapi belum sempat ke sana. Pernah sih sekali ke sana waktu hari Minggu, tapi ternyata mereka tutup. Jadi kalo teman-teman ingin mencobanya, saya sarankan di weekdays aja. Singkat cerita, saya mengajak 2 orang teman saya untuk meluncur ke African Food Center Nwanyi Nnewi dan mencoba kuliner khas benua yang terkenal dengan Savannah dan satwa-satwa liarnya.

1 2

Sesampainya di sana, saya bersyukur ternyata mereka buka di hari libur tanggal merah gini. Saya pun langsung melangkah mantap masuk dan duduk di salah satu meja terdepan. Sepanjang mata memandang memang banyak orang Afrika yang sedang makan di sana. Saya langsung membuka buku menu dan membaca makanan apa saja yang bisa dipesan di sana. Namanya sangat tidak familiar oleh saya dan kebetulan ada pelayan orang Indonesia di Nwannyi Nnewi, langsung saja saya tanya-tanya ke dia.

KEKHASAN:

Ternyata, sistem pemesanan makanannya tidak biasa. Cara pesannya itu bukan kita duduk di meja, terus disajikan atau ditanyakan mau pesan apa, tapi mirip sama sistem pemesanan di warteg: sistem touch screen! Hehehe, gak deng. Sistemnya itu kita ke etalase kaca yang ada di tengah ruangan dan di situ sudah tersaji berbagai masakan khas Afrika. Kalo dari nama masakan dan rupanya sih saya duga ini khas Afrika Tengah seperti Nigeria, Mali, atau Ethiopia. Nah, saya pun berputar-putar dan melihat-lihat makanan yang tersaji tapi bingung karena semuanya tampak lezat. Saya pun bertanya satu-satu: Ini apa? Itu apa? Sambil dijelaskan oleh mbaknya yang orang Indonesia. Oh ya, FYI restoran ini pemiliknya memang orang dari Afrika asli tapi sudah lama tinggal di Indonesia jadi bicara bahasa Indonesia juga lancar.

Terus yang khas lagi, ternyata orang Afrika itu punya makanan pokok sendiri selain nasi dan namanya: Fufu. Fufu itu sejenis tepung gandum kemudian dibentuk padat dan dicetak jadi mirip sama kue bolu tapi lebih bertekstur. Rasanya agak hambar kalo dimakan begitu saja, jadi harus dicocol ke kuah sayur atau sup khas Afrika.

3
Ini namanya Fufu, makanan pokok khas Afrika 
4
       Suasana di dalam African Food Center Nwanyi Nnewi

 

 

 

 

 

 

Setelah puas mencoba tester dari masing-masing makanan yang tersaji (kita dibolehin test dulu loh biar tidak salah pilih!), saya memilih Fufu, Nsala, dan Vegetebu, ditambah air putih dingin untuk minumnya. Nsala itu adalah sejenis sup pedas khas Afrika yang isinya ada ayam rebus dan usus sapi, nah kalo Vegetebu itu semacam tumis sayuran pahit dari Afrika. Begini penampakan mereka berdua yang sudah dicampur dalam satu piring:

5
Nsala dan Vegetebu yang sudah dicampur

Total harganya itu Rp. 60.000 untuk 1 piring Fufu + 2 menu yang dicampur (saya pilih Nsala dan Vegetebu). Sebenarnya masih ada sajian lainnya, seperti Egusi, Bitterleaf, Okro, Ogbono, Stew, dan Jollof Rice (sejenis nasi goreng khas Afrika). Saya sempat coba Bitterleaf tapi lidah saya tidak kuat karena pahit banget. Teman saya akhirnya memesan Meat Pie khas Afrika dan Jollof Rice dengan Beef Stew.

6
Bitterleaf yang rasanya pahit buat lidah saya
7
Vegetebu yang saya pesan, tidak sepahit Bitterleaf

 

 

 

 

 

 

 

8
Nsala, sup daging pedas ala Afrika
9
Okro, tumis sayur Okra dengan daging

 

 

 

 

 

 

 

RASA & RATING:

Tibalah saatnya pembuktian, apakah lidah dan perut saya ini cocok dengan kuliner khas Afrika ini. Pertama saya bingung kenapa tidak dikasih sendok dan garpu, ternyata memang orang Afrika lebih senang makan dengan tangan langsung. Wah, kayak makan di restoran Padang aja ya kalo gitu. Saya pun cuci tangan dan mulai menyantap suapan pertama. Pertama saya ambil sedikit Fufu kemudian dicocol ke kuah Nsala. Wih! Ternyata rasanya unik tapi enak. Pedas lada khas dari sup Nsala langsung menyengat di lidah saya. Saya pun menyendok Fufu lagi dan mencocolnya ke Vegetebu. Errrr, agak kepahitan sayurannya buat saya ternyata. Di dalam Nsala ada potongan paha ayam besar dan usus sapi (yang awalnya saya kira cumi-cumi). Terasa ada jejak ebi di kuah Nsala yang saya coba dan rempah-rempah khas Afrika yang saya tidak tahu namanya.

Tapi walau lidah cocok, perut saya tidak cocok dengan porsi makanannya yang SANGAT BANYAK ini. Saya cuma sanggup menghabiskan setengah Fufu saja, tapi Nsala-nya ludes saya sikat. Ayam rebusnya nikmat tapi sayang agak keras dagingnya. Harus saya akui, porsi makan orang Timur Tengah atau Afrika memang luar biasa jumbo dan Fufu memang bikin cepat kenyang dibanding nasi. Tegukan air putih dingin menetralisir rasa di mulut saya. Aftertaste dari masakan ini sangat kuat sekali di lidah.

Rating: 7 dari 10 (buat lidah saya sih cocok, tapi mungkin sebagian orang akan merasakan sensasi yang tidak biasa mencoba masakan khas Afrika, terutama Fufu)

Ya, begitulah pengalaman unik makan masakan khas Afrika yang tidak banyak ditemukan di Jakarta, membuka mata saya terhadap cakrawala warisan kuliner dunia yang sangat beragam rasa dan jenisnya.

Sampai bertemu di tulisan selanjutnya! Ciao!

 

Lokasi : African Food Center, Nwanyi Nnewi, Jl. K.S. Tubun Raya No. 66, Petamburan, Jakarta Barat

Cara menuju kesana : bisa dicapai menggunakan Bus TransJakarta ke arah Grogol/Pluit, turun di halte Slipi-Petamburan dan tinggal lanjut dengan naik angkot jurusan Tanah Abang. Patokannya ada di sebelah Klinik Mischa Medika.

 

2 Comments Add yours

  1. Diamond says:

    Baru tahu bisa kulineran ala Afrika di Jakarta 😮

    Like

    1. Ayo, dicoba kak.. 😊

      Like

Leave a comment